Setengah Setengah

Kadang-kadang ingin menjadi orang lain adalah sesuatu yang tak bisa kita hindari. Apalagi dia memiliki banyak kepunyaan. Pintar, cekatan, kaya, karismatik. Sayang ya, jika yang kita pegang saat ini justru hanya khayalan. 

Suatu waktu aku mencoba menjadi orang lain. Yang pintar mengendalikan pekerjaan, mengendalikan waktu, hingga mencapai target yang tak orang lain bisa. Tapi kenyataannya, itu bukan aku. Sampai akhirnya sadar apa yang aku lakuin bukanlah gaya hidup yang dimiliki. 

Mencoba sederhana. Bisa, sangat bisa sampai sesaat aku tak lagi membutuhkan orang lain untuk menjadi pemacu semangat. Tapi lambat laut, itu bukanlah aku yang sebenarnya membutuhkan sesuatu yang lebih. 

Pengen rasanya mencapai dua-duanya tanpa identitas pembatas. Ya, kadang-kadang yang setengah-setengah membuat kita tak nyaman, tapi menjadi utuh saat ini, selalu membosankan.